Senin, 17 Agustus 2020

RANGKUMAN DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

 

Rangkuman Materi Teks Laporan Hasil Observasi



Teks

  1. Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang (KBBI)
  2. Teks berisi serangkaian kalimat yang memiliki hubungan kesatuan dan keterpaduan yang utuh sehingga memberikan pemahaman yang jelas tentang isi dan maknanya (O’ Grady dan Dobrovolsky, 1993: 455)

Laporan

  1. Segala sesuatu yang dilaporkan (KBBI)
  2. Keraf menyatakan bahwa (2001: 284) menyatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Hasil

  1. Pendapatan atau perolehan



Observasi

  1. Peninjauan secara cermat (KBBI)
  2. Ridwan (2004: 104) menyatakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data, di mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.



Teks Laporan Hasil Observasi

  1. Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi tentang hasil pengamatan yang di dalamnya terdapat informasi dan pengetahuan.
  2. Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi), teks laporan observasi juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi menganai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Menggambarkan ciri, bentuk atau sifat umum seperti benda, hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan atau peristiwa yang terjadi di alam semesta kita, teks laporan hasil observasi bersifat factual atau berdasarkan fakta yang ada.

Ringkasan

     Ringkasan merupakan rangkaian pokok-pokok pikiran yang dirangkai menjadi satu dengan tetap memerhatikan urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.

Cara membuat ringkasan

  1. Membaca pemahaman isi teks, kemudian menemukan pokok-poko isi informasi di dalamnya.
  2. Pokok-pokok isi sebuah teks dapat ditemukan dengan menemukan kalimat utamanya.
  3. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya berisi pokok pikiran atau gagasan utama yang menjadi dasar pengembangan paragraf.

JENIS-JENIS KONJUNGSI

A.   KONJUNGSI ANTAR KATA ATAU ANTAR KLAUSA

  1. KONJUNGSI KOORDINATIF

Adalah konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama, misalnya dan, atau, tetapi, sedangkan, kemudian, namun, melainkan.

         Contoh kalimat :

a.    Anne dan Aldrick sedang belajar sedang belajar matematika. Konjungsi koordinatif penambahan.

b.    Hilda sebenarnya anak yang cerdas tetapi ia malas belajar. Konjungsi koordinatif perlawanan.

c.    Deandra ataupun Kevin mampu menyelesaikan proyek biologi dengan baik. Konjungsi korelatif pilihan.

  1. KONJUNGSI SUBORDINATIF
Adalah konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif. Konjungsi subordinatif dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya :

1.     Permulaan

Konjungsi waktu yang menjelaskan kapan dimulainya suatu peristiwa yang terdapat dalam induk kalimat. Contohnya; sedari, sejak.

Contoh:

a.   Andy menyukai catur sejak ia berusia enam tahun.

b.   Ia sudah mulai melanjutkan bakatnya sedari ia masih SD.

2.    Bersamaan

Persitiwa yang terjadi dalam kelimatnya berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Contohnya; sambil, ketika, selama, seraya, selagi, dan tatkala.

Contoh:

a.    Kinanti menatap langit biru seraya kedua tangannya menggenggam erat tas merahnya.

b.    Lisa sangat terpukul sewaktu ibunya meninggal tahun lalu.

c.    Ayah sedang membaca koran sambil menyantap sarapannya.

3.    Berurutan

Konjungsi waktu yang digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang memiliki urutan waktu yang berkesinambungan. Contohnya; seusai, sesudah, sebelum, begitu, selesai, setelah.

Contoh:

a.    Kita harus berdoa sebelum tidur.

b.    Begitu ayah tiba di rumah, Dinda melompat kegirangan.

c.    Fina memutuskan untuk pindah sekolah setelah ayah dan ibunya berdiskusi sepanjang malam.

4.    Batas akhir

Kata hubung yang digunakan adalah sehingga dan sampai.

Contoh:

a.    Anda harus tetap belajar dengan giat sampai impianmu tercapai.

b.    Kim terus menangis di kamarnya hingga petang.

5.    Syarat

Jenis konjungsi yang menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat di mana anak kalimat menjelaskan syarat terlaksananya suatu unsur dalam bentuk induk kalimat. Contoh; jikalau, jika, manakala, bilamana, apabila, asalkan.

Contoh:

a.    Mulan tidak akan dibenci masyarakat apabila ia tidak melakukan hal buruk pada Maia.
6.    Pengandaian

Dalam konjungsi ini, anak kalimat berperan untuk menjelaskan kemungkinan tercapainya atau terlaksananya suatu kejadian atau unsur yang telah dijelaskan dalam induk kalimat. Contohnya:  seandainya, seumpamanya, sekiranya, andaikata, andaikan.

Contoh:

a.    Seandainya Dinda menjadi presiden Indonesia, ia akan menerapkan program pembangunan merata di seluruh wilayah Indonesia.

  1. KONJUNGSI ANTAR KALIMAT
Dalah konjungsi atau kata hubung yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh; walaupun, kemudian, namun, dengan demikian.

          Contoh:

a.    Dewi selalu bersikap kasar pada temannya. Walaupun demikian, ia tetap disayangi oleh temannya.

b.    Dunia perfilman Indonesia telah berkembang pesat saat ini. Dengan demikian banyak film Indonesia yang menghiasi layar kaca maupun box office.

  1. KONJUNGSI ANTAR PARAGRAF
Konjungsi antarparagraf akan mewakili satu paragraf yang memiliki korelasi dengan paragraf sebelumnya. Misalnya; akan hal itu, adapun, mengenai, alkisah, dan pada itu.

Contoh:

Masih banyak para koruptor yang hidup enak dan mewah di dalam sel penjara. Mereka bahkan dapat menggunakan ponsel mereka dan tetap menjalankan bisnis mereka dari balik jeruji sel mereka.

Tidak sedikit masyarakat yang mempertanyakan hukum Indonesia, khususnya hukum terhadap para koruptor. Bila hal ini tidak diselesaikan secepat mungkin, maka para koruptor tidak akan jera untuk terus melakukannya.

Jadi, dapat kita simpulkan bila kurang tegasnya hukum di Indonesia membuat para koruptor tidak jera dalam melakukan aksinya.


STRUKTUR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Teks laporan hasil observasi disusun berdasarkan struktur pernyataan umum atau klasifikasi, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat.

  1. Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar yang akan disampaikan. Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.
  2. Deskripsi bagian merupakan penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagiannya.
  3. Deskripsi manfaat menunjukan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan.

MENGANALISIS KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

1. Kata, Frasa, Verba, dan Nomina

-        Kata adalah satuan Bahasa terkecil yang bersifat bebas.

-       Frasa adalah gabungan dari beberapa unsur, tetapi tidak melebihi batas fungsi, atau

-       Frasa adalah kelompok kata yang nonpredikatif atau tidak berisi subjek dan predikat.

-       Verba (kata kerja) kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; sebagian besar, verba mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan atau proses.

-       Nomina (kata benda) kelas kata yang biasanya dapat berfungsi sebagai subyek atau obyek dari klausa; kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda, atau hal lain yang dibendakan dalam alam di luar bahasa.

Perhatikan contoh berikut ini!

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia….

  1. Nomina

Paragraf
Kata
Frasa
1
Wayang
Seni pertunjukan

UNESCO
Warisan budaya

Lembaga
Asli Indonesia
  1. Verba

Paragraf
Kata
Frasa
1
Adalah
Tidak ternilai

Ditetapkan
Salah satu

Mengurusi


Menetapkan


Merupakan



2. Afiksasi (proses atau hasil penambahan)

Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan. Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan ketika digunakan.

Contoh:

No
Kata berimbuhan
Jenis
Imbuhan
Kata Dasar
1.      
Pertunjukan
Nomina
Per-an
Tunjuk
2.     
Menguasai
Verba
MeN-i
Kuasa
3.     
Berbeda
Verba
Ber-
Beda
4.     
Bereproduksi
Verba
Ber-
Produksi
5.     
Dikenal
Verba
Di-
Kenal


Carilah kata dasar, lalu ubahlah ke dalam verba dan nomina dengan proses pengimbuhan (afiksasi) dengan cara melengkapi tabel berikut!

No
Kata Dasar
Verba
Nomina
1.      
Kata
Berkata
Perkataan
2.     
Jual
Berjualan
Penjualan
3.     
Kumpul
Berkumpul
Perkumpulan
4.     
Lihat
Melihat
Penglihatan
5.     
Pungut
Memungut
Pemungutan
6.     
Main
Bermain
Permainan
7.     
Kata
Berkata
Perkataan
8.     
Hasil
Berhasil
Keberhasilan
9.     
Buka
Membuka
Pembukaan
10.  
Masuk
Memasuki
Pemasukan
11.   
Ganti
berganti
Pengganti, penggantian, dan pergantikan



Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

Contoh kalimat definisi:

a.    D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur.

b.    Orang Kenekes atau Orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat subetnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten.

Contoh kalimat deskripsi:

  1. Mereka mengenakan pakaian yang berwarna putih dengan ikat kepala putih serta membawa golok.
  2. Pakaian suku Baduy pun tidak berkancing atau berkerah.
  3. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan hiasan rumah kuno.

Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks

Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama.

Contoh: Di pangkalan itu pemulung mencoba mengais rezeki.

Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, keadaan, sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam satu struktur.

Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotatik.

a.  Kalimat kompleks parataktik

Adalah kalimat kompleks yang terdiri atas dua strukutur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungsi sejajar dengan makna. Konjungsi yang digunakan seperti: dan, tetapi, dan atau.

contoh:

Kokom dan bayi Rahman terpaksa hidup di pinggiran Jalan Ciateul, Bandung.



b.  Kalimat Kompleks Hipotaktik

Adalah kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna. Konjungsi yang digunakan seperti apabila, jika, karena, ketika, jadi, sebelum itu, setelah itu, dan meskipun.

Contoh:

Proses pengangkutan sampah tidak cepat selesai karena petugas kebersihan harus membersihkan sampah di pangkalan terlebih dahulu.
LANJUTAN AFIKSASI



  1. JENIS-JENIS AFIKSASI

1.  PREFIKS (Awalan)

Imbuhan yang ditambahkan pada awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Misalnya: me(N)-, Ber-, di, Ke-, Pe-, Se-, Ter-, dan ke-. Contoh:

No
Kata Dasar
Poses pembentukan kata (afiksasi)
Kata
1.   
Kaca
Ber- + kaca
berkaca
2.   
Tinju
Pe- + tinju
Petinju
3.   
Malam
Se- + malam
Semalam
4.   
Pukul
Ter- + pukul
Terpukul
5.   
Lukis
Me- + lukis
Melukis



2.  INFIKS (Sisipan)

Imbuhan yang disisipkan di tengah sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Misalnya: -el-, -er-, -em-, dan –in

No
Kata Dasar
Poses pembentukan kata (afiksasi)
Kata
1.   
Gigi
Gigi + -er
Gerigi
2.   
Getar
Getar + -em
Gemetar
3.   
Getar
Getar + -el
Geletar
4.   
kelap
Kelap + -em
Kemerlap
5.   
Kepul
Kepul + -em
Kemepul



3.  SUFIKS (Akhiran)

Imbuhan yang ditambahkan pada akhiran sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Misalnya: -an, -kan, -i

No
Kata Dasar
Poses pembentukan kata (afiksasi)
Kata
1.   
Jadi
Jadi + -kan
Jadikan
2.   
Duduk
Duduk + -i
Duduki
3.   
Jalan
Jalan + -i
Jalani
4.   
Lompat
Lompat + -i
Lompati
5.   
Akhir
Akhir + - an
akhiran



4.  KONFIKS (Awalan dan Akhiran)

Imbuhan yang ditambahkan pada awalan dan akhiran sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Misalnya: ber-an, ber-kan, per-i, ke-an.

No
Kata Dasar
Poses pembentukan kata (afiksasi)
Kata
1.   
Lari    
Ber- + lari + -an
berlarian
2.   
Tanding
Pe- + tanding + -an
Pertandingan
3.   
Malam
Se- + malam + -an
Semalaman
4.   
Sakit
Ter- + saki t -i
Tersakiti
5.   
Gambar
Me- + Gambar + -kan
Menggambarkan



5.  AFIKSASI SERAPAN ()
      Imbuhan yang ditambahkan akhiran sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Misalnya: -man, -wan, -isme, -isasi,dan lain-lain.

No
Kata Dasar
Poses pembentukan kata (afiksasi)
Kata
1.   
Olahraga
  Olahraga +-wan
Olahragawan
2.   
Derma
Derma + -wan
Dermawan
3.   
Imun    
  Imun + -Isasi
Imunisasi
4.   
Plagiat        
Plagiat + -Isme
Plagiarisme
5.   
Anarki    
Anarki + -lukis
Anarkisme


Sumber:
1. Darmawati, Uti dan Y. Budi Artati. 2016. Bahasa Indonesia Mata Pelajaran Wajib. Klaten: PT Intan Pariwara. 
2. Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, dan Istiqomah. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.


Penting!
Tugas menyusun teks laporan hasil observasi:
1. Tentukan objek yang akan kamu amati! Karena sedang pandemi, silakan kalian cari objek yang berada di sekitar lingkungan rumah. Misalnya: mawar, anggrek, burung kenari, murai batu, love bird, kucing, ikan, dan objek lainnya.
2. Susunlah jadwal observasi yang akan kamu lakukan!
3. Lakukanlah observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau poin-point pengamatan terlebih dahulu!
4. Catatlah hasil observasi kamu! Bila memungkinkan, ambil foto dan videokan observasimu.
5. Susunlah teks laporan hasil observasimu dengan memerhatikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaannnya.
6. Kirim dalam bentuk fail PDF ke google classroom, waktu untuk mengerjakan dua minggu dimulai dari sekarang.



RANGKUMAN DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

  Rangkuman Materi Teks Laporan Hasil Observasi Teks Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang (KBBI) Teks ...